Sander Westerveld, Stephane Henchoz, Sami Hyypia, Jami Carragher, Patrick Berger, Dietmar Hamman, Danny Murphy, Jamie Redknapp, Vladimir Smicer, Steven Gerrard, Robbie Fowler, Emile Heskey, serta Michael Owen adalah sederet nama yang masih tersimpan rapi dalam long term memory saya, meskipun pada saat itu mereka hanya mampu membawa tim mereka finish di urutan ke 4, tapi justru dimusim inilah titik awal tumbuhnya rasa cinta saya terhadap mereka, dalam satu klub sepakbola bernama LIVERPOOL FOOTBALL CLUB (LFC)
Periode semester akhir tahun 1999, di usia saya yang masih terbilang sangat remaja, LFC telah berhasil membuat saya jatuh cinta, pada tahun ini Liga Inggris belum terlalu dilirik oleh media, kalah pamor dari Liga Italia yang bertaburan bintang bintang sepakbola. Stasiun TV pun hanya menyiarkan pertandingan secara tidak langsung, seingat saya karena orang tua mempunyai usaha agen suratkabar dan majalah, dari situ saya banyak mendapatkan informasi, terutama tentang olahraga. Salah satu majalah olahraga yang terlaris saat itu adalah majalah BOLA, semua berita olahraga diulasnya dan terkhusus pada olahraga sepakbola, saya kurang begitu mengingat berita apa yang pertama kali saya baca mengenai LFC tapi dengan membaca ulasan hasil pertandingan mereka, saya sudah bisa berimajinasi betapa ciamiknya permainan para legenda ini. Sayangnya saya tidak bisa untuk mengkoleksi majalah ini dikarenakan majalah ini selalu habis terjual. Anthem You’ll Never Walk Alone berhasil membuat bulu kuduk saya merinding ketika pertama kali saya mendengarnya berkumandang melalui stasiun TV, yah anthem ini tidak pernah absen dinyanyikan para pendukung LFC ketika akan bertanding dan ketika pertandingan memasuki menit menit akhir. Anthem ini pula yang menjadi Slogan klub berlambang burung Liver ini yaitu YNWA.
LFC bukan klub pertama yang saya kagumi, melainkan Juventus hal ini dikarenakan pamor Liga Italia di Indonesia lebih bagus ketimbang Liga Inggris, dan Televisi nasional pun lebih banyak menyiarkan pertandingan dari Liga Italia. Awal mula saya gemar olahraga sepakbola ini pun ketika perhelatan piala dunia 1994, Italia adalah andalan saya saat itu (sampai sekarang), meskipun saat itu belum banyak mengenal pemain-pemain sepakbola.
Saya sempat kehilangan informasi ketika siaran Liga Inggris menghilang dari kancah pertelevisian nasional, saya jadi kurang update berita tentangnya, semenjak saya memasuki Sekolah Menengah Atas, saya lebih update berita mengenai perkembangan olahraga Bola Basket, yah di SMA saya gak lagi bermain bola dikarenakan lebih memilih ikut seleksi tim basket SMA. Setelah tamat SMA fokus saya terhadap olahraga mulai berkurang, olahraga yang saya lakukan pun hanya jogging, tapi keputusan saya melanjutkan kuliah di Jogjakarta membuat saya berpaling dari olahraga Bola Basket ke Olahraga Futsal.
Final Istanbul 2005 mungkin adalah momen kebangkitan pendukung LFC, kemenangan dramastis LFC atas AC Milan membuat seluruh fans yang dulunya hanya sekedar suka menjadi militant termasuk saya, bahkan banyak fans AC Milan yang berpaling menjadi fans LFC setelah apa yang mereka saksikan dalam pertandingan itu. Semenjak saat itu kegemaran saya akan sepakbola kembali mencuat, saya mulai mencari cari informasi mengenai fan base Liverpool di Indonesia, mengoleksi beberapa pernak pernik LFC, sampai ketemu dengan kelompok supporter LFC di Indonesia dengan nama BIGREDS_IOLSC, dan pada tahun 2009 saya resmi terdaftar sebagai anggotanya di regional Jogjakarta.
Awal saya menjadi member di BIGREDS di Jogja, kegiatan nonton bareng (nobar) saat itu masih berpindah-pindah, tapi tidak mengurangi euphoria ketika nobar sesama pendukung LFC, mau kalah, seri ataupun menang para pendukung ini tetap setia mempertahankan atmosfer kemeriahan nobar, hal ini membuat saya semakin jatuh cinta dan mencoba memaknai apa arti support ini untuk LFC. Mulai dari nge chants bareng saat nobar, traveling bareng di waktu jeda liga, dan masih banyak lainnya. Sampai saat ini banyak hal yang saya pelajari dari para pendukung LFC ini terutama member BIGREDS.
LFC bukan hanya sebuah klub bagi para pendukungnya, tapi merupakan keluarga, itulah salah satu pelajaran yang dapat saya ambil semenjak bergabung menjadi member BIGREDS. #YNWA
0 komentar:
Post a Comment